Qunut adalah pelengkap
kesempurnaan untuk Sholat
Subuh. Terutama kalangan
Nahdiyin, qunut sendiri
adalah Sunnah Ab’ad,
yaitu sunnah yang
diharuskan. Sunnah ab’ad
dalam Sholat adalah
untuk menyempurnakan Ibadah,
yang bisa diganti
dengan Sujud sahwi
sebelum mengucap Salam
( mengakhiri Sholat ). Untuk membaca
Doa qunut dilakukan
pada Sholat Subuh
selesai i’tidal pada
Rakaat kedua.
Meskipun
Qunut sendiri banyak
dipandang Bidah oleh
sebagian kecil kalangan.
Namun, kita tidak
usah mengambil pusing
ataupun memperdebatkan masalah
Qunut. Karena kita
membaca Doa Qunut
dengan disertai landasan,
seperti Sahabat Annas
yang ketika ditanya
para Ahli Hadist.
Coba saja buka
dan baca kitab
Fiqh asSunnah Juz ll
yang berbunyi :
وَمَذْهَبُ الشَّافِعِى : اِنَّ القُنُوْتَ
فِى صَلاَةِ الصُّبْحِ بَعْدَ الرُّكُوْعِ مِنَ الرَّكْعَةِ الثَّا نِيَةِ سُنَّةٌ
لِمَا رَوَاهُ الْجَمَاعَةُ اِلاَّ التِّرْ مِذِى عَنِ ابْنِ سِيْرِيْنَ أَنَّ
أَنَسَ بْنَ مَالِكِ سُئِل هَلْ قَنَتَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمْ فِى صَلاَةِ الصُّبْحِ؟ فَقَالَ : نَعَمْ . فَقِيْلَ لَهُ قَبْلَ
الرُّكُوعِ اَوْ بَعْدَهُ؟ قَالَ : بَعْدَ الرُّكُوْعِ.
Artinya : Ulama
Syafi’iyah (pengikut Madzhab
Syafi’i ) mengatakan “ kedudukan
Qunut dalam Sholat
Subuh persisnya ketika
bangkit dari ruku ( i’tidal ) pada
rakaat kedua, hukumnya
Sunnah karena ada
Hadist yang diriwayatkan
Ahli hadist kecuali
atTirmidzi. Hadist itu
diriwayatkan dari Ibnu
Sirin, Anas bin Malik pernah ditanya
: apakah nabi
menjalankan qunut pada
shalat subuh? Anas
menjawab : “Ya! Kemudian ditanya
lagi : letaknya di
mana, sebelum atau
sesudah ruku? Sesudah
ruku, jawabnya.
Dan
beberapa Hadist yang
akan saya lampirkan
hasil selinan dari
beberapa kitab-kitab kalangan
Ulama.
(وَقَولُهُ وَسُنَّ قُنُوتُ الصُّبْحِ) أَى لَمَّاصَحَّ أَنَّهُ
صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمْ مَا زَالَ يَقْنُتُ حَتَّى فَارَقَ الدُّنْيَا.
Qunut subuh
itu disunnahkan, ini
berdasar pada hadis
shahih : Rasululloh selalu qunut
sampai beliau wafat.
وَيُسَنُّ القُنُوتُ فِى اعْتِدَالٍ
ثَانِيَةِ الصُّبْحِ – إلَى أَنّْ قَال- لِلْإِتِّبَاعِ رَوَاهُ الْحَاكِمُ فِى
الْمُسْتَدْركِ عَنْ أَبِى هُرَيْرةَ قَالَ : كَانَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ
عَليْهِ وَسَلَّمَ إِذَا رَفَعَ رَأْسَهُ مِنَ الرُّكُوْعِ فِى صَلاَةِ الصُّبْحِ
فِى الرَّكْعَةِ الثَّانِيَةِ رَفَعَ يَدَيْهِ فَيَدْعُوْ بِهَذَا الدُّعَاءِ :
" اللهُمَّ اهْدِنِيْ فِيْمَنْ
هَدَيْتَ وَعَافِنِيْ فِيْمَنْ عَافَيْتَ وَتَوَلَّنِيْ فِيْمَنْ تَوَلَّيْتَ
وَبَارِكْ لِيْ فِيْمَااَعْطَيْتَ وَقِنِيْ شَرَّمَاقَضَيْتَ, فَإنَّكَ تَقْضِيْ
وَلاَ يُقْضَى عَلَيْكَ, وَإنَّهُ لاَيَذِلُّ مَنْ وَالَيْتَ وَلاَيَعِزُّ مَنْ
عَادَيْتَ, تَبَارَكْتَ رَبَّنَا وَتَعَالَيْتَ فَلَكَ الْحَمْدُ عَلَى
مَاقَضَيْتَ اَسْتَغْفِرُكَ وَاَتُووبُ اِلَيْكَ, وَصَلَّى اللهُ عَلَى سَيِّدنَا
النَّبِيِّ الْاُمِّيِّ مُحَمَّدٍ وّعّلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ, مَاتَقَدَّمَ
" – لَكِنْ لَّمْ يَذْكُرْ رَبَّنَا . وقال صحيح.
Qunut itu
disunnahkan, letaknya ketika
i’tidal, rakaat kedua
shalat subuh, keterangan
tersebut sampai. Karena
mengikuti nabi, Hadis
diriwayatkan Hakim dalam
kitab Mustadrak dari
Abu Hurairah : Rasululloh
SAW mengangkat kepalanya
dari ruku pada shalat subuh
di rakaat kedua,
beliau mengangkat tangannya
kemudian berdoa
“ Wahai اللهُsemoga Engkau
memberikan petunjuk kepadaku,
dan orang-orang yang
sudah diberi petunjuk
oleh Engkau ya Robb,
dan semoga Engkau
memberikan kesehatan ( jasmani dan rohani ) kepadaku, dan
orang-orang yang engkau
beri kesehatan, dan
semoga engkau menolongku,
dan orang-orang yang
engkau tolong, dan
semoga Engkau memberkahi
dengan apa yang
Engkau berkahi, dan
semoga Engkau melindungi
dari hal-hal yang
dihukumkan buruk /
jeleksesunggunya Engkau yang
memberikan hukum, dan
tidak akan ada
yang menghukum oleh
yang lainnya. Dan
sesungguhnya tidak akan
hina orang-orang yang
telah Engkau tolong.
Dan tidak akan
mulia orang-orang yang engkau musuhi
(menjadi musuhmu ) maha
agung Engkau wahai
Tuhan kami, dan
maha tinggi tetep
bagimu, segala puji (
puji makhluk ke makhluk, puji makhluk ke tuhan, puji tuhan ke tuhan, puji tuhan
ke makhluk ) itu semuanya
tetap untukmu, aku
memohon ampunan kepadamu,
dan bertaubat kami
kepadamu Tuhan semoga
اللهُ memberikan Rahmatnya
kepada Nabi Muhammad
yang tidak pernah
menulis dan juga
tidak pernah membaca
kitab dan keluarganya
dan juga sahabatnya,
dan semoga Engkau
memberikan keselamatan.“
Rosululloh tidak menggunakan
kata Robbana. Hadist
ini Shahih.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar