Senin, 12 Mei 2014

Ziarah Kubur membaca al Quran dan Berdoa di kuburan


Sudah menjadi adat kebiasaan berziarah kubur bagi kalangan Nahdiyin “ahlu sunah wal jamaah” karena sudah tradisi dan turun temurun. Saya sendiri bersama saudara selalu melakukan ziarah Kubur ke makam ayahanda kami, atau ke guru ngaji/Agama pada malam jumat atau hari jumatnya. Karena dulu saya dan para tetangga selalu diajak berziarah kubur sesuai syariat dan selalu dalam jalur syara yang benar. Kalau tidak sempat berziarah makam, biasanya kami membacakan “Hadiyah” tahlilan, Tahlilan sendiri merupakan Ritual khusus untuk saudara atau orang yang kita cintai atau mulyakan, namun mereka semua sudah wafat ( di alam kubur, alam Barjah).

Memang dulu pada jaman Nabi Muhammad  Rosululloh SAW ( pada awal islam ),  Ziarah kubur itu memang  sempat  di larang oleh Rosullulloh  sendiri, Rosululloh kahawatir umatnya  akan menyembah Kuburan. Maka demi menjaga aqidah umat islam, Rosululloh melarang Ziarah Kubur.

Akan tetapi setelah akidah Umat Islam kuat dan Rosululloh tidak ada ke khawatiran akan adanya syirik ( Musrik ), maka Rosululloh pun mengijinkan para sahabatnya untuk melakukan Ziarah kubur. Sesungguhnya  ziarah kubur itu dapat membantu umat islam mengingat akan kematiannya. Jangan terlena dengan Dunia yang tidak akan abadi.

Di dalam kitab Riyadul Sholihin di terangkanada  sebuah Hadist dari Imamas Syafi’i Rahimahullohu taa’la Baliau Berkata “ Disunnahkan kalau disisi mayit yang sudah dikuburkan itu dibacakan sesuatu dari ayat-ayat al Quran dan jika dapat di khatamkan (tamat 30 juz) al Quran itu seluruhnya, maka hal itu adalah baik”

Mengenai adanya hadist seperti ini maka Tidak Haramnya Ziarah kubur itu, bukankan itu di bolehkan dan di anjurkan?? karena mendoakan sesama Muslim itu sangat di anjurkan.

Dari Abu Hurairah r.a. bahwasanya Rasulullah s.a.w. bersabda:

"Jikalau seseorang manusia itu meninggal dunia, maka ter-putuslah amalannya melainkan dari tiga perkara,yaitu sedekah yang mengalir atau ilmu pengetahuan yang dapat diambil kemanfaatannya atau anak yang shalih-lagi Muslim – yang mendoakan padanya." (Riwayat Muslim). Setelah manusia Meninggal memang tidak adalagi kesempatan meraih atau menambah pahala  ataupun mengharap ampunan atas segala dosa-dosa yang dia lakukan, maka kita sebagai sesama saudara se agama, harus selalu mendoakannya, agar saudara kita selalu mendapatkan ampunan dan memberikannya pahaa l-pahala  ibadah kita kepadanya. Sesungguhnya  Alloh itu maha mengetahui dan maha kuasa.

Dan inilah beberapa Hadist yang saya rangkum dan kumpulkan dari beberapa Kitab – kitab karangan   para  Ulama :

Dari Abu 'Amr, ada yang mengatakan Abu Abdillah dan ada juga yang mengatakan Abu Laila, yaitu Usman bin Affan r.a. Beliau berkata: "Rasulullah s.a.w  itu apabila telah selesai dari menanam mayit, lalu beliau berdiri atas kuburnya dan Beliau bersabda:

"Mohonkanlah pengampunan untuk saudaramu semua ini dan mohonkanlah untuknya supaya dikarunia ketetapan – jawaban ketika ditanya oleh malaikat Munkar dan Nakir nanti.  Sebab sesungguhnya ia sekarang ini ditanya oleh 2 malaikat itu."(Riwayat Abu Dawud)

Ada juga Hadist yang seperti ini : Dari 'Amr bin al-'Ash r.a., Berkata : "Jikalau engkau semua telah memakamkan saya, maka berdirilah di sekitar kuburku  selama hitungan waktu menyembelih seekor Unta lalu dibagi-bagikan dagingnya, sehingga saya dapat merasa tenang bertemu dengan engkau semua dan saya dapat    memikirkan apa-apa yang akan saya jawab kepada utusan-utusan Tuhanku – yakni malaikat yang akan menanyakan sesuatu di dalam Kuburan / pemakaman saya."

diriwayatkan oleh Imam Muslim

Jadi, Ziarah kubur itu memang dianjurkan dalam agama Islam bagi laki-laki dan perempuan, sebab didalamnya terkandung manfaat yang sangat besar. Baik bagi orang yang telah meninggal dunia berupa hadiyah pahala bacaan Al-Qur’an sholawat dzikir dan lainya, atau pun bagi orang yang berziarah itu sendiri, yakni mengingatkan manusia akan kematian yang pasti akan menjemputnya.

Dalam kitab i’anatuTholibin halaman 142. Hakim telah meriwayatkan sebuah Hadist dari abu Hurairah RA “Rosululloh SAW bersabad “barangsiapa yang suka berziarah kemakam orangtuanya setiap hari jumat. Alloh pasti akan mengampuni Dosa-dosanya dan mencatatnya sebagai bukti bakti kepada Orangtuanya”

Atau ada juga dalam kitab Kasyfal syubuhat, halaman 39. Ada sebuah Hadist yang diriwayatkan Tirmidzi dan Hakim. Rosululloh SAW telah bersabda “ bahwasanya seluruh amal manusia akan dilaporkan kepada Alloh setiap hari senin dan juga hari kamis, lalau di beritahukan kepada para Nabinya Alloh, lalu pada hari jumat amal manusia selanjutnya di beritahukan kepada ayah dan ibu mereka yang telah meninggal dunia terlebih dahulu.  Dan orangtua “mereka yang sudah meninggal” akan tampak bahagia ketika melihat amal-amal baiknya, sehingga  tampaklah wajah mereka bersinar putih berseri.

 

ada juga dalam kitab Kasyfal syubuhat, halaman 312, Hisyam bin salim  : Setelah 72 hari Nabi Muhammad SAW meninggal, Siti Fatimah tidak lagi terlihat murung, dia selalu berziarah ke makam para syuhada 2x dalam seminggu, yaitu pada hari senin dan hari kamis dani dia ( siti Fatimah) berkata “disini makam Rasululloh”.

 

Maka sahabat saya yang baik semoga di rahmati Alloh robbana. Jadi sudah jelas tentunya bahwa Ziarah Kubur, membacakan Tahlilan (Yaasinan, Quran, Dzikir, Solawat, Tawasulan dan lain sebagainya) itu memang di perbolehkan dan sangat di Anjurkan.

Tidak ada batasan untuk bacaan apa saja yang harus di baca pada saat berziarah kubur, namun kebanyakan orang-orang yang berziarah Kubur membaca Surat Yaasin, tahlil, tahmid, tasbih, takbir sholawat, dzikir dan amalan-amalan lainnya. Namun  yang paling penting adalah melakukannya dengan ikhlas, dan di akhiri dengan memanjatkan Doa hanya kepada Alloh tidak kepada yang selain Alloh. Untuk mendoakan diri sendiri, keluarga saudara kerabat guru dan bahkan para kiyai, karena hanya Allohlah tempat memohon segalanya.

 

Tulisan di atas saya rangkum dan saya kumpulkan berdasarkan pelajaran dari para Guru ngaji saya di Pesantren, dan ada juga yang saya seleksi dari beberapa nara Sumber dari Internet, siapapun Orangnya yang menyebarkan, menulis, membaca dan mendengar kebaikan maka sampaikanlah dan amalkanlah, sesungguhnya Alloh itu maha kaya dan maha mengetahui. Maka semoga kita selalu mendapatkan ilmu, ampunan, patunjuk, bimbingan, ampunan dan kebaikan dari Allohu robbana.


Banyak sekali yang menghujat  dan menilai bahwa Tahlilan itu bukan  karangan kiyai, dan Tahlilan itu keliru. Karena kalimat-kalimat yang terkandung didalamnya  adalah ayat-ayat al Quran dan seakan mebelah al Quran. Padahal semua kalimat demi kalimat yang ada dalam Tahlilan ataupun ziarah kubur itu semuanya karangan Ulama. Namun para ulama juga berpatokan pada sabda/perintah Rosululloh SAW, karena jika kita menggali makna dari kata Tahlillan itu sendiri  di ambil dari kata hallala yang berarti la ilaha illah, dikalangan santri itu selalu di sebut dengan Tasripan “saya pernah belajar, namun belum sempat memahami dengan sempurna”.
Banyak yang beranggapan bahwa Tahlilan adalah majelis “perkumpulan” padahal Tahlilan selalu dilakukan di rumah duka biasanya, namun selalu berjamaah dengan banyak yang ikut serta melakukannya. Namun tahlilan sendiri dilakukan tidak hanya di rumah duka saja, melainkan di acara-acara lainnya seperti Muludan, Rojaban, membaca Diba, pemberian nama bayi, syukuran, acara apapun biasanya selalu di awali dengan tahlillan, yang biasanya kalau di daerah saya memakan waktu  sekitar 15- 30 menit.
Ada sebuah Hadist  riwayat Ad darimy dan an Nasai’         Rosululloh SAW bersabda “ Barang siapa yang menolong mayit dengan membacakan ayat-ayat al Quran  dan dzikir, maka Alloh akan memastikan  Surga baginya.
Nabi Muhammad SAW telah bersabda  “ Bersedakahlah  kalian untuk diri kalian dan orang-orang yang telah wafat dari keluarga kalian walau hanya air seteguk. Jika kalian tidak mampu dengan itu, bersedekahlah dengan ayat-ayat al Quran. Jika kalian tidak mengerti al Quran,  berdoalah untuk mereka dengan memintakan ampunan dan Rahmat. Sungguh, alloh telah berjanji  akan mengabulkan doa kalian.
Dalam syarh al Muhadzdzab Imam an Nawawi berkata “ disukailah seseorang yang berziarah kepada orang meninggal  lalu membacakan ayat-ayat al Quran  sekedarnya dan berdoa untuknya”  keterangan ini di ambil dari teks Imam Syafi’i dan disepakati oleh para Ulama yang lainnya.

Hanya Allohu robbana yang mengetahui apapun  yang ada di langit dan bumi dan seluruh niat dan hati manusia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar