Kita
harus menjaga ritual-ritual keagamaan Nahdatul Ulama ( Nahdiyin)
Tampaknya
banyak sekali di kalangan selain nahdiyin yang berambisi menyerang kekayaan
maupun keunikan amaliyah (perbuatan/pekerjaan/ritual) keagamaan umat islam yang di
Republik Indonesia direpresentasikan oleh kalangan Nahdatul Ulama “NU” (
Ahlusunnah wal jamaah ).
Mungkin
hal-hal seperti di atas bisa di maklumi jika merujuk watak arogan, yang selalu
mereka tonjolkan dengan mendaku diri bahwa merekalah yang paling benar. Bagi mereka,
semua amaliyah/perbuatan kaum nahdiyin dikategorikan sebagai Takhayul, bid’ah,
khurafat dll.
Lebih
jauh, mereka juga sangat suka melabeli umat muslim yang menjadikan kitab
kuning sebagai salah satu rujukan dan
landasan dalam berbagai ritualnya, sebagai umat yang anti terhadap perubahan,
penghambat kemajuan umat Islam, ketinggalan zaman atau sterotipe-sterotipe
sejenisnya.
Dihadapkan
pada setumpuk dakwaan seperti disebutkan di atas, Nahdiyin malah menunjukan
kedewasaannya dalam bersikap. Hal ini tampak dari keyakinannya,bahwa perbedaan
tafsir, mazhab, atau aliran
dalam masing-masing agama
merupakan tanda dari
kekayaan dan keluasaan
makna yang terkandung
dalam ajaran-ajaran kitab
suci. Demikian juga
dalam memandang budaya
dan sejarah dari
tiap-tiap umat sebagai
keindahan dan keagungan
ciptaan الله dalam kehidupan
manusia.
Sikap kaum
nahdiyin di atas
tidak terlepas dari
apa yang difirmankan
الله “sekiranya الله
menghendaki, niscaya dia akan
menghimpun mereka ( segenap umat manusia ) dalam satu garis petunjuk yang sama
; maka janganlah sekali-kali bersikap bodoh”
(Q.S. al-an’am 35).
Kaum nahdiyin
meyakini bahwa perbedaan
itu merupakan anugerah
yang maha kuasa
“الله ´, termasuk dalam soal-soal
yang berkaitan dengan
furu.iyyah, dan karenanya yang
lebih utama adalah
tidak meninggalkan amal
kebaikan. Bukankah الله
juga menegaskan dalam
firman-nya : “sekiranya الله menghendaki, niscaya dia
akan menjadikan kalian
satu komunitas keimanan
yang tunggal, tapi
yang dia kehendaki
adalah menguji kalian
dengan apa yang
dia anugerahkan kepada
kalian, maka, utamakanlah
amal kebaikan, kepada
kamilah kalian akan
kembali : dan bakal aku
jelaskan kepada kalian
perihal sesuatu (keyakinan) yang
kalian perselisihkan “ (Q.S.
al-Maidah : 48).
Dengan segala
keterbatasan, kami berharap
kehadiran tulisan yang sangat
sederhana ini, bisa
memberi arti, mempertahankan ahlusunnah
wal jamaah sebagai
bagian tak terpisahkan
dari pola keberagaman
kita selama ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar